Siswa kelas 1 menerima Buku Paket Kontekstual Papua (BPKP), Matematika dan Bahasa Indonesia

Christian Based Learning (CBL) adalah pendekatan pendidikan yang mengintegrasikan nilai-nilai dan prinsip Kristen dalam proses pembelajaran. Berikut beberapa aspek yang mungkin termasuk dalam CBL:

1. Integrasi Alkitab: Mengintegrasikan Alkitab dan nilai-nilai Kristen dalam kurikulum dan proses pembelajaran.
2. Pembelajaran kontekstual: Menghubungkan materi pembelajaran dengan konteks kehidupan nyata dan pengalaman siswa dari perspektif Kristen.
3. Pendidikan karakter Kristen: Membentuk karakter siswa berdasarkan nilai-nilai Kristen, seperti kasih, pengampunan, dan pelayanan.
4. Pembinaan spiritual: Membina dan mengembangkan spiritualitas siswa melalui pembelajaran dan kegiatan yang berbasis Kristen.

CBL bertujuan untuk membentuk siswa yang tidak hanya memiliki pengetahuan dan keterampilan akademis, tetapi juga memiliki karakter dan spiritualitas yang kuat berdasarkan nilai-nilai Kristen. Dengan demikian, siswa dapat menjadi agen perubahan positif di masyarakat dan mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan Tuhan.
[17:30, 25/8/2025] Daud Aluwa, S.Pd: bible center learning
Bible Centered Learning (BCL) adalah pendekatan pendidikan yang menempatkan Alkitab sebagai pusat dan dasar dalam proses pembelajaran. Berikut beberapa aspek yang mungkin termasuk dalam BCL:

1. Alkitab sebagai sumber kebenaran: Menganggap Alkitab sebagai sumber kebenaran dan pedoman dalam proses pembelajaran.
2. Integrasi Alkitab dalam kurikulum: Mengintegrasikan Alkitab dalam kurikulum dan proses pembelajaran di semua mata pelajaran.
3. Pembelajaran kontekstual: Menghubungkan materi pembelajaran dengan konteks kehidupan nyata dan pengalaman siswa dari perspektif Alkitab.
4. Pembinaan spiritual: Membina dan mengembangkan spiritualitas siswa melalui pembelajaran dan kegiatan yang berbasis Alkitab.

BCL bertujuan untuk membentuk siswa yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang Alkitab dan nilai-nilai Kristen, serta dapat mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, siswa dapat menjadi agen perubahan positif di masyarakat dan mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan Tuhan.